PROFIL LINGKUNGAN SANTO JOHANNES BAPTISTA MAYONG
PROFIL LINGKUNGAN SANTO JOHANNES BAPTISTA MAYONG
VISI DAN MISI LINGKUNGAN ST. JOHANNES BAPTISTA MAYONG
Sebagai paguyuban umat Allah di Keuskupan Agung Semarang, lingkungan St. Johannes Baptista mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan Paroki Stella Maris Jepara sesuai dengan situasi dan kondisi yang melatarbelakanginya.
Visi Lingkungan :
"Umat Lingkungan St. Johannes Baptista dalam bimbingan Roh Kudus berupaya semakin menjadi paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang beriman dewasa, mendalam, tangguh, misioner serta mandiri seturut teladan St. Johannes Baptista yang dengan rendah hati patuh kepada Tuhan Yesus Kristus jalan keselamatan yang sejati, dengan terlibat dan tanggap membangun kehidupan yang lebih baik sesuai dengan keprihatinan zamannya."
Misi Lingkungan :
1.Mewujudkan persekutuan paguyuban-paguyuban yang terbuka dengan berlandaskan semangat cinta kasih dengan mengutamakan mereka yang kecil, miskin, tersingkir dan difabel.
2.Meningkatkan kualitas pelayanan menuju pada pendewasaan iman umat.
NAMA DAN PENGURUS LINGKUNGAN
1. Nama Lingkungan
Nama Lingkungan : ST. JOHANNES BAPTISTA
Pesta Nama Lingkungan : 20 NOVEMBER 1976
Alamat Sekretariat : DUKUH KRAJAN RT 004 / RW 002
DESA PELEMKEREP / KEC MAYONG
KAB JEPARA - 59465
Wilayah : GABRIEL
Ketua Wilayah : VIKTOR DAHSYAT ASMARAWAN
2. Pengurus Lingkungan : Masa Bakti 2023-2026
KETUA : DAME TUA LEO TURNIP
SEKRETARIS : 1. DWI HARTATI
2. YOHANES ARI WIDYA SETIYAWAN
BENDAHARA : 1. INDAH PUSPASARI
2. KOKO BASKORO
TIM KERJA PELAYANAN (TKP)
1. BIDANG PELAYANAN LITURGI : SUSANA SRI LESTARI
Ø TKP PRODIAKON : VIKTOR DAHSYAT ASMARAWAN
Ø TKP PUTRA-PUTRI ALTAR : YOHANES ARI WIDYA
Ø TKP PADUAN SUARA (KOOR) : VALENTINA SILALAHI
Ø TKP LEKTOR : MARTHA MUSTIKAWATI PURBA
Ø TKP PARAMENTA : PRODIAKON / MISDINAR
2. BIDANG PELAYANAN PEWARTAAN : HELARION SUPARDI
Ø TKP KATEKIS DAN SAKRAMEN INISIASI : ALOYSIUS WAKID
Ø TKP PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA) : 1. ROSITA TURNIP
2. MARIETHA SIHMURYANTI
Ø TKP PENDAMPINGAN IMAN ORANG : YOHANES ARI WIDYA
MUDA (PIOM)
3. BIDANG PELAYANAN KEMASYARAKATAN : KRIMSON SIMAMORA
Ø TKP PENGEMBANGAN SOSIAL : TINA MARIANY
EKONOMI (PSE)
Ø TKP PANGRUKTILAYA : 1. YULIANI
2. MARIA MAGDALENA ADA
Ø TKP HUBUNGAN ANTAR AGAMA : THOMAS JAKA MARDIYANA
DAN KEPERCAYAAN (HAK)
4. BIDANG PELAYANAN PAGUYUBAN : TRUBUS
5. BIDANG PELAYANAN RUMAH TANGGA : PANTUN SITIO
Ø TIM PELAYANAN RUMAH TANGGA : 1. THERESIA SUMINTEN
2. YULIANI
Ø TIM PELAYANAN KEAMANAN : BONDHAN
Ø TIM PELAYANAN LISTRIK & SOUND : RAJOKI TURNIP
Ø TIM PELAYANAN PEMELIHARAAN : PANTUN SITIO
DAN INVENTARIS
Ø TIM PELAYANAN PEMBANGUNAN : KRIMSON SIMAMORA
6. BIDANG PELAYANAN PENELITIAN : YOHANES ARI WIDYA
DAN PENGEMBANGAN (LITBANG)
3. Daftar Nama Ketua Lingkungan yang pernah menjabat
· C. Ngadikin (1976 – 1980)
· Helarion Supardi (1980 – 1983 , 1987 – 1989 , 2001 – 2003 , 2004 – 2006)
· Doddy Suyanto (1984 – 1986)
· Fx. Daryono (1990 – 1992)
· Aloysius Wakid (1992 – 1994 , 1995 – 1997 , 1997 – 2000)
· Benediktus Trubus (2007 – 2009)
· Krimson Simamora (2010 – 2012 , 2013 – 2016)
· Susana Sri Lestari (2017 – 2020)
· Viktor Dahsyat Asmarawan (2020 – 2022)
· Dame Tua Leo Turnip (2023 – 2026)
SEJARAH LINGKUNGAN SANTO JOHANNES BAPTISTA MAYONG
Gereja St. Johannes Baptista Mayong lahir pertengahan tahun 1976, keadaannya mungil berbentuk gubug berukuran 2x4 meter (Rumah Bpk. Yustinus Alim Sujono). Kehadiran Tuhan yang berfigur frater The Tjoen An yang kebetulan melaksanakan TOP di Paroki Kudus, hingga menggetarkan hati kami yang saat itu di Mayong baru ada 5 keluarga Katholik yang mengharapkan adanya Misa. Bagaikan umat yang kehausan, meski hanya sekali dalam satu bulan, meminta pada Frater untuk mengusulkan kepada Romo Paroki. Seperti hujan dimusim kemarau pada tanggal 6 November 1976 hari sabtu pertama dibulan itu pukul 16.30 WIB, kami kedatangan seorang prodiakonyang ditugaskan oleh Romo Paroki Kudus. Dia ialah Bp. H. Surahman yang juga pejabat Dinas Katholik Jepara saat itu. Kedatangan beliau yaitu untuk menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pejabat Muspika Mayong yang isinya : “ Bahwa setiap Sabtu pertama dan ketiga di rumah umat Katholik Mayong akan diadakan Ibadat Sabda dan surat itu tertulis tanggal 18 Oktober 1976 “. Karena saat itu kami belum siap untuk mengadakan Ibadat Sabda dan harus memberitahukan kepada teman-teman yang domisilinya tidak berdekatan, maka kami mohon untuk Ibadat Sabda pertama diadakan pada minggu ketiga saja.
Pada tanggal 20 Oktober 1976 pukul 17.00 WIB dengan hati yang lega kami merasakan Ibadat Sabda untuk pertama kali itu, walaupun hanya 8 orang saja. Pada tahun 1977, kami melihat ada perkembangan dari umat, walaupun yang datang dari daerah lain hingga saat itu menyebabkab gubug yang berukuran 2x4 meter tidak muat lagi. Sedangkan untuk bergilir saja tempat itupun tidak memungkinkan. Setelah mendapat bantuan 4 buah kursi dari Bu Pris, secara kebetulan gubug harus kami tinggalkan dan pindah ke sebelah utara pasar Mayong pada tahun 1977. Meskipun rumah tua yang berukuran 3x10 meter dan sumpek otomatis mau tidak mau kegiatan gereja harus juga mengikutinya. Awal tahun 1978, pertumbuhan umat bertambah dengan ditandai adanya beberapa katekumen yang diajar Katekis dari Kudus (Bpk. Indra Hadi). Pada waktu yang sama, datang pula para guru-guru Inpres yang membuat tempat ibadat tidak muat lagi, apalagi tahun itu sudah ada Misa pada minggu pertama. Pada tahun 1979, Romo Paroki Kudus yaitu Romo Wandear Shall menyuruh kami untuk mencari tempat baru, karena jumlah umatnya telah memenuhi syarat untuk didirikannya sebuah Kapel. Seperti mendirikan benang basah, saat itu kami kesulitan mencari tanah di tepi jalan raya dan sehubungan dengan harganya yang tinggi pula.
Campur tangan Allah memudahkan Doa dan Niat umat Katholik yang disesepuhi oleh Bpk. Yustinus Alim Sujono. Sehingga mertua beliau yaitu Bpk. Tan In Djoen (Alm) memberi amanat pada Bp. Yustinus Alim Sujono untuk meminta kembali tanahnya yang dipinjamkan kepada PEMDA untuk BKIA agar digunakan untuk membangun Gereja umat Katholik Mayong. Bersama kuasa Tuhan, proses permintaan tanah berjalan dengan sejuk, meski harus melewati Pejabat Negara : Camat mayong Bpk. Sukarlan, Bpk. Wedono, Bpk. Badi, Kepala Puskesmas dr. Y. Suromo Setiawan, Bupati Kota Jepara Bpk. Soedikto, SH. Proses itu akhirnya disetujui dengan syarat kami harus mengganti tempat dan bangunan BKIA. Hal itu juga disanggupi oleh Romo Paroki Kudus.
Akhirnya pada tahun 1980, terlaksana serah terima antara PEMDA diwakili oleh Bp. Wedono dan Gereja diwakili oleh Romo Vikjen KAS (Romo Narko, MSF). Dengan demikian, umat Mayong sudah tidak menumpang lagi, tetapi sudah memiliki tempat peribadatan baru. Meski gubug itu berukuran 4x10 meter dan kami harus merenovasi kembali sambil jalan, tetapi dengan bantuan dari Bimas Katholik Jepara sebesar Rp. 700.000,00 dan bantuan dari Paroki Kudus. Saat itu Romo Harso dapat membuatkan tempat peribadatan lebih luas dengan bentuk L dan kami juga sudah bisa melaksanakan Misa Suci tiap hari Sabtu.
Dasa warsa dilaksanakan pada tahun 1986 sekaligus menandai pemberian nama Gereja Katholik yaitu St. Johannes Baptista. Pada tanggal 20 november 1986 oleh romo Jeremias Blapito MSF dan kedatangan Romo Fx. The Tjoen An, MSF (yang dulu pernah TOP di Kudus). Pada tahun 1988, mereka mengubah bangunan yang ada di Kudus dan Mayong, bukti itu terlihat dari hasil pembongkaran SD Kanisius kudus dan diubah menjadi Gedung Mandala Graha. Ini merupakan keuntungan bagi umat Mayong, karena hasil bongkaran material dari SD Kanisius Kudus masih dapat digunakan untuk membangun Gereja Mayongyang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Sedangkan gereja yang dulu kita tempati, sekarang menjadi tempat aula dan tempat tinggal Koster Gereja yaitu Bp. Y. Rewang Wiranto.
Apa hendak dikata pada saat umat memulai membangun Gereja tersebut pada tahun ke-13 yaitu tanggal 20 November 1989, dan sebelum pembangunan selesai, pada tanggal 13 Februari 1990, Romo Fx. The Tjoen An, MSF telah dimuliakan Bapa di Surga, karena menderita kanker usus. Maka untuk kelanjutan pembangunan Gereja ditangani oleh Romo Dwi Nugraha Sulsitya MSF dan untuk Misa Perdana di gedung Gereja yang baru meski tembok belum di cat yaitu pada bulan April 1990. Maka setelah umat Mayong mempunyai gereja yang biayanya dari Paroki Kudus, kami juga masih harus secara berkesinambungan menyempurnakan Gereja dengan perlahan-lahan sesuai dengan hasil kolekte yang kita kelola. Hasil itu meliputi pembuatan pagar dan pengadaan kursi sebanyak 18 buah untuk menyerasikan dengan keadaan Gereja yang sekarang, kursi tersebut kita beli dengan cara mengangsur kepada Bp. Y. Pintono. Selain itu tidak lupa juga adanya kucuran dana yang berhasil kita dapatkan dari umat Mayong yang sukses diluar kota.
Demikian “Sekelumit Kisah kelahiran Gereja St. Johannes Baptista Mayong“ dari tahun 1976 sampai dengan 1996, hingga sekarang kami tinggal membenahi untuk kemajuan gereja dan umat yang kelihatan sampai saat ini tetap adem ayem.
KETELADANAN HIDUP SANTO JOHANNES PEMBAPTIS
Putra yang dilahirkan Elisabet dikenal sebagai Yohanes Pembaptis. Baik Yesus maupun Yohanes—keduanya memiliki catatan terbatas mengenai masa muda mereka. Sebuah kalimat mengungkapkan kepada kita semua bahwa kita mengetahui kehidupan Yohanes dari kelahiran sampai pada pelayanan-Nya secara umum: “Ada pun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.”
Pesan Yohanes sangat singkat. Dia berkhotbah tentang iman, pertobatan, pembaptisan dengan pencelupan serta karunia Roh Kudus melalui wewenang yang lebih besar daripada yang dimiliki oleh dirinya sendiri. “Aku bukan Mesias,” dia memberitahu para muridnya yang setia, “tetapi … aku diutus untuk mendahului-Nya.” “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang … Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.”
Maka dilakukanlah pembaptisan Kristus oleh Yohanes Pembaptis. Kemudian Yesus bersaksi, “Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.”
Kita sekalian yang hidup di dunia zaman sekarang memerlukan nilai-nilai yang dapat mengukur perilaku kita—yaitu teladan untuk diikuti. Yohanes Pembaptis memberi kita teladan yang sempurna akan kerendahan hati yang sejati, karena dia senantiasa patuh terhadap Orang yang harus diikuti—Juruselamat umat manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus.
WILAYAH LINGKUNGAN
Secara Geografis : Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong batas-batasnya adalah sebagai berikut :
Utara : Lingkungan St. Yohanes
Barat : Lingkungan St. Theresia Avilla
Secara Pemerintahan : Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong masuk di wilayah Kelurahan Pelemkerep, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
DATA UMAT
Data umat Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong berdasarkan data Web Umat.Kas, adalah :
● Jumlah Kepala Keluarga : 44 KK
● Jumlah Umat Laki-laki : 67 orang
● Jumlah Umat Perempuan : 65 orang
● Jumlah keseluruhan Umat : 132 orang
● Kehidupan Sosial Ekonomi : Wiraswasta, Karyawan Swasta, Pensiunan, PNS, Pelajar.
PROGRAM DAN KEGIATAN
1. PROGRAM PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
● Kegiatan rutin sesuai kalender liturgi, seperti Pendalaman Iman APP, Pendalaman Iman BKSN, Pendalaman Iman Masa Advent, Doa Rosario di bulan Mei dan Oktober.
● Misa Lingkungan yang sudah dijadwal rutin maupun misa atau ibadah yang lebih bersifat kondisional seperti misa arwah, misa pemberkatan rumah dan atau tempat usaha, misa syukur peringatan perkawinan, ibadah malam midodareni.
● Partisipasi dalam kegiatan gereja, seperti tugas pelaksana misa (koor, lektor, tata tertib dan among tamu, persembahan), mengikuti berbagai seminar yang diselenggarakan gereja.
2. PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI UMAT DAN MASYARAKAT
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
● Bantuan kepada warga yang kurang berupa beasiswa atau Gerakan Orang Tua Asuh, bedah rumah.
● Kunjungan dan atau santunan kepada keluarga yang sedang berbahagia setelah memiliki momongan atau kepada keluarga yang sedang bersedih karena ada anggota keluarga yang sakit.
● Pembagian sembako kepada warga sekitar dalam rangkaian Aksi Pra Paskah maupun dalam rangka menyambut Hari Raya Natal.
● Penggalangan dana iuran bulanan untuk kas Lingkungan untuk operasional berbagai kegiatan.
● Meningkatkan keaktifan warga dalam kegiatan di Lingkungan dan Paroki.
● Pemutahiran data warga Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong secara terus menerus.
3. PROGRAM PENGUATAN KEBERSAMAAN DAN KEKOMPAKAN UMAT LINGKUNGAN
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
· Family gathering yang menjadi ajang pertemuan seluruh warga Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong karena melibatkan baik orang tua maupun anak-anaknya.
· ZiaRek ( Ziarah dan Rekreasi ) menjadi wadah bagi umat untuk bersama-sama berdoa sekaligus berekreasi dengan seluruh keluarga.
· Penyambutan dan ajakan untuk turut aktif dalam berkegiatan di lingkungan bagi warga baru yang masuk ke Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong.
KEGIATAN LIMA (5) BIDANG GEREJA
Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong yang adalah juga bagian dari gereja, telah berupaya menjalankan berbagai kegiatan yang terangkum sebagai Panca Tugas Gereja yang meliputi :
1. Kerygma (Pewartaan)
– Pendalaman Iman Kitab Suci, Pertemuan Adven dan Pendalaman Iman APP
2. Liturgia (Liturgi)
– Partisipasi aktif dalam tugas koor, lektor, pemazmur, organis, mesdinar, hias altar
– Misa lingkungan (peringatan arwah, ulang tahun pernikahan, pemberkatan rumah)
3. Koinonia (Paguyuban)
– Kunjungan ke panti asuhan
– Doa Rosario bersama, atau jalan salib.
4. Diakonia (Pelayanan)
– Ikut serta giliran “Ngaturi dahar Pastor”
– Santunan atau bantuan kematian bagi warga yang berduka
5. Martyria (Kesaksian)
– Peran aktif warga Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong dalam hidup menggereja dan di tengah masyarakat dan ada pula warga yang aktif dalam organisasi lintas agama.
KEPRIHATINAN DAN HARAPAN
KEPRIHATINAN
● Partisipasi umat dalam berkegiatan yang masih kecil
Dari total warga lingkungan yang terdaftar hanya sekitar 20% yang aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan, terlebih lagi dari sejumlah kecil yang aktif itu mayoritas adalah para ibu, sedangkan peran aktif para bapak begitu minim. Hal ini dikarenakan saat ini warga masih kurang kesadaran untuk berkumpul dan bersekutu dengan umat seiman. Kegiatan-kegiatan yang berjalan selama ini, yang kebanyakan adalah program kerja dari DPP, hanya di hadiri oleh orang yang itu-itu saja.
● Minimnya orang muda terlibat aktif di dalam kegiatan lingkungan
Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong sebagai Paguyuban Umat Beriman Katolik seyogyanya adalah wadah untuk berinteraksi dan bertumbuh dalam iman bagi semua umat katolik yang ada di lingkungan, tak terkecuali anak-anak dan orang muda. Namun saat ini keterlibatan anak-anak dan orang muda begitu minim, sedangkan kelangsungan paguyuban ke depan kuncinya adalah juga pada pembinaan iman dan interaksi antar umat sedari dini.
● Kesadaran umat untuk tertib administrasi dalam pelaporan domisili
Perpindahan tempat tinggal umat dari satu tempat ke tempat lain adalah sebuah hal yang biasa terjadi di mana pun, namun terkadang ada umat di Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong yang tidak memberikan keterangan. Sering dijumpai pula umat yang baru datang di Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong tidak melaporkan diri tentang keberadaannya. Atau bahkan dijumpai pula umat beriman katolik yang ternyata sudah lama tinggal di Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong namun tidak terpantau atau mungkin tidak diketahui oleh umat yang lain, dan baru diketahui setelah ada hal yang membutuhkan pelayanan dari gereja, semisal permintaan sakramen minyak suci.
HARAPAN
Kemajuan sebuah organisasi salah satunya dilihat dari tingkat partisipasi yang semakin tinggi dari anggotanya, demikian pula dengan Lingkungan Santo Johannes Baptista Mayong diharapkan dapat lebih berkembang, diantaranya melalui :
1. Peran serta semua warga lingkungan, tidak hanya pada pengurus, untuk selalu tidak jemu mengingatkan dan mengajak kepada warga lingkungan yang belum aktif supaya mau untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan. Pendekatan yang tepat akan menghilangkan sekat yang mungkin ada dalam hati umat yang belum aktif, dimana kemungkinan ada yang merasa kecil hati karena kesenjangan aktif dan tidak aktif kegiatan atau mungkin ada yang merasa kecil hati karena kesenjangan ekonomi.
2. Pembinaan kaum muda dan anak-anak untuk bisa ikut eksis di lingkungan dengan dorongan orang tua maupun dukungan dari gereja melalui OMK dan PIA yang bersedia turun berkarya di lingkungan untuk merangsang kegiatan di lingkungan dan membagikan ide-ide kegiatan yang menarik sesuai dengan golongan usianya.
Penulis
Ketua Lingkungan
St. Yohanes Baptista Mayong