PROFIL LINGKUNGAN SANTO MATIUS
PROFIL LINGKUNGAN SANTO MATIUS
VISI LINGKUNGAN SANTO MATIUS
"Paguyuban umat katolik yang bersatu hati mau berbagi dan membawa sukacita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah di dunia seturut teladan Keluarga Kudus."
NAMA DAN PENGURUS LINGKUNGAN:
1. Nama Lingkungan
Nama Lingkungan : Lingkungan Santo Matius
Pesta Nama Lingkungan : 21 September
Alamat Sekretariat : Suwawal Timur RT. 02 RW. 02 Kec. Pakis Aji, Kab. Jepara, Jawa Tengah
Wilayah : Mikael
Ketua Wilayah : Heribertus Agung Pambudi
2. Pengurus Lingkungan : Masa Bakti 2023-2026
Ketua Lingkungan : Theresia Sri Turyantini
Wakil : Robert Ardy Susetyo
Sekrertaris : Aurel Trifonia Christy
Bendahara : Dora Sinabariba
1. Sie Liturgi : Santi Widyastuti
2. Sie PSE : Yohanes Mulyono
3. Prodiakon : M. Eny Yulianti
3. Daftar Nama Ketua Lingkungan yang pernah menjabat
1. Sutejo
2. FX. Tukiman
3. Poltak Sinaga
4. Stefanus Hery Dwianto
SEJARAH LINGKUNGAN Santo MATIUS
Pada awalnya Lingkungan Santo Matius menjadi satu bagian dengan Lingkungan Santo Petrus di Gereja Katolik Paroki Stella Maris Jepara. Seiring dengan perkembangan dan bertambahnya umat di Lingkungan Petrus khususnya yang berdomisili di wilayah Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang, maka muncul sebuah ide untuk dilakukannya pemekaran di Lingkungan Santo Petrus, yaitu menjadi Lingkungan Santo Petrus dan Lingkungan Santo Matius, yang mencakup wilayah Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang.
Nama Santo Matius dipilih sebagai nama pelindung lingkungan dengan harapan umat di wilayah Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang dapat mengikuti teladan Santo Matius untuk setia kepada Yesus, dan sekali berkomitmen beliau tidak pernah ragu-ragu dalam melayani Tuhan. Pembentukan lingkungan Santo Matius di tetapkan secara resmi oleh Romo Antonius Edy Sulistyono Sugito, MSF.
Ide pemekaran tersebut dilaksanakan karena melihat bertambahnya umat katolik di wilayah Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang sehingga sudah memenuhi syarat administrasi jumlah minimal KK untuk dibentuknya lingkungan baru. Dilakukannya pemekaran lingkungan agar mempermudah akses jarak umat di wilayah Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang jika diadakan pertemuan seperti seperti misa lingkungan, misa arwah, misa pemberkatan rumah dan atau tempat usaha, misa syukur peringatan perkawinan, pendalaman iman APP, pendalaman iman BKSN, pendalaman iman masa advent, dan doa rosario.
KETELADANAN HIDUP SANTO MATIUS
Matius, anak Alfeus (Markus 2:14) adalah seorang Yahudi dari Galilea. Dia adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum. Pada jaman itu para penarik pajak (pemungut cukai) Kerajaan Romawi dipilih oleh para pejabat lokal Romawi dari penduduk setempat yang dianggap dapat diajak bekerja sama. Mereka diberikan kewenangan untuk menarik pajak namun sama sekali tidak diberi gaji atas pekerjaan mereka. Karena itu para pemungut cukai ini biasanya menarik pajak lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya mereka tagih; dan kelebihan ini dianggap sebagai upah mereka.
Dalam gereja katolik, Rasul Matius telah masuk dalam jajaran Bapa-bapa Gereja atau orang Kudus dirayakan pada 21 September tiap tahunnya. Matius mengabdikan dirinya pada profesinya sebagai pemungut cukai, sebuah pekerjaan yang sering kali memicu kebencian di kalangan sesama Yahudi. Pekerjaan sebagai pemungut cukai pada masa itu bukanlah hal yang dihormati oleh masyarakat. Mereka yang menjalani profesi ini, yang ditunjuk oleh pejabat Romawi setempat, sering kali menarik pajak lebih tinggi daripada yang seharusnya dan memanfaatkan kelebihan tersebut sebagai upah. Karena itulah, mereka dianggap sebagai “orang berdosa” oleh banyak orang Yahudi.
Namun, kisah Santo Matius menjadi salah satu contoh luar biasa tentang bagaimana Yesus Kristus melihat potensi baik dalam semua orang. Suatu hari, Yesus melihat Matius duduk di rumah cukai dan dengan tegas berkata, “Ikutlah Aku.” Tanpa ragu, Matius meninggalkan segalanya, termasuk jabatannya dan harta yang dihasilkan dari profesinya, untuk mengikuti Yesus. Kisah perjumpaan Matius dan Yesus ini memberikan pelajaran tentang belas kasih dan pengampunan Kristus. Matius mengadakan perjamuan besar untuk Yesus dan mengundang teman-temannya yang juga dianggap berdosa oleh masyarakat Yahudi.
Tindakan ini memicu kritik dari beberapa pihak, namun Yesus menjawab dengan kata-kata yang penuh makna, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Terhadap panggilan Yesus “Ikutilah Aku!”, Mateus segera bangun dan mengikuti Yesus. Ia meninggalkan seluruh hartanya yang banyak itu, dan dengan rela memulai suatu hidup yang baru bersama Yesus dan murid-murid lainnya. Sikap tegas Mateus menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat Kerajaan Allah: semangat kemiskinan dan pelayanan, terutama cinta dan iman-kepercayaan akan Yesus. Mateus, seorang terpelajar. Ia dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani dan Aramik, suatu dialek bahasa Ibrani.
Sebagai seorang murid dan Rasul, Santo Matius mengikuti Kristus hingga saat penderitaan dan kematian-Nya. Ia juga menjadi salah satu saksi kebangkitan Kristus dan hadir dalam momen penting saat Yesus naik ke surga bersama para Rasul yang lain. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, baik sebelum maupun sesudah dipanggil Yesus. Menurut tradisi lisan purba, setelah Yesus naik ke surga, Matius mewartakan Injil dan berkarya di tengah kaum sebangsanya: orang-orang Kristen keturunan Yahudi di Palestina atau Siria selama kira-kira 15 tahun. Selama itulah ia menulis Injilnya yang berisi pengajaran agama dan kesaksian tentang Yesus kepada orang-orang Kristen keturunan Yahudi. Injilnya ditulis kira-kira antara tahun 50-65. Dalam Injilnya, Santo Matius menegaskan bahwa Yesus dari Nazareth itu adalah benar-benar Mesias yang dijanjikan Allah dan dinubuatkan para nabi dalam masa Perjanjian Lama: la membuka Injilnya dengan membeberkan silsilah Yesus Kristus mulai dari Abraham sampai Maria yang melahirkan Yesus. Dengan silsilah itu, ia mau menunjukkan dengan tegas kemanusiaan Yesus dan kedudukanNya sebagai Penyelamat (terakhir!) yang dijanjikan Allah. Itulah sebabnya, Injil Matius dilambangkan dengan ‘manusia bersayap’.Setelah menuliskan Injilnya, Mateus pergi ke arah timur: ke Masedonia, Mesir, Etiopia dan Persia. Konon ia mati sebagai martir di Persia karena mewartakan Injil tentang Yesus Kristus.
WILAYAH LINGKUNGAN
1. Secara Geografis
Lingkungan Santo Matius batas-batasnya adalah sebagai berikut:
1. Utara : Lingkungan St. Fransiskus Xaverius
2. Selatan : Lingkungan St. Maria, Lingkungan St. Markus, Lingkungan St. Yohanes
3. Timur : Lingkungan St. Fransiskus Xaverius
4. Barat : Laut Jawa
Secara administratif : Lingkungan Santo Matius masuk di wilayah, Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
DATA UMAT
Data umat Lingkungan Santo Matius berdasarkan data Web Ecclesia, adalah :
● Jumlah Kepala Keluarga : 31 KK
● Jumlah Umat Laki-laki : 43 orang
● Jumlah Umat Perempuan : 40 orang
● Jumlah keseluruhan Umat : 83 orang
● Kehidupan Sosial Ekonomi : Wiraswasta, Karyawan Swasta, PNS, Pensiunan, Dokter, Perawat, Guru.
PROGRAM DAN KEGIATAN
1. PROGRAM PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
● Kegiatan rutin sesuai kalender liturgi, seperti Pendalaman Iman APP, Pendalaman Iman BKSN, Pendalaman Iman Masa Advent, Doa Rosario di bulan Mei dan Oktober.
● Misa Lingkungan yang sudah dijadwal rutin maupun misa atau ibadah yang lebih bersifat kondisional seperti misa arwah, misa pemberkatan rumah dan atau tempat usaha, misa syukur peringatan perkawinan, ibadah malam midodareni.
● Partisipasi dalam kegiatan gereja, seperti tugas pelaksana misa (koor, lektor, tata tertib dan among tamu, persembahan), mengikuti berbagai seminar yang diselenggarakan gereja.
2. PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI UMAT DAN MASYARAKAT
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
● Kunjungan dan atau santunan kepada keluarga yang sedang berbahagia setelah memiliki momongan atau kepada keluarga yang sedang bersedih karena ada anggota keluarga yang sakit.
● Penggalangan dana iuran bulanan untuk kas Lingkungan untuk operasional berbagai kegiatan.
● Meningkatkan keaktifan warga dalam kegiatan di Lingkungan dan Paroki.
● Pemutahiran data warga Lingkungan Santo Matius secara terus menerus.
3. PROGRAM PENGUATAN KEBERSAMAAN DAN KEKOMPAKAN UMAT LINGKUNGAN
Kegiatan yang dilaksanakan seperti :
– Family gathering yang menjadi ajang pertemuan seluruh warga Lingkungan Santo Matius karena melibatkan baik orang tua maupun anak-anaknya.
– ZiaRek ( Ziarah dan Rekreasi ) menjadi wadah bagi umat untuk bersama-sama berdoa sekaligus berekreasi dengan seluruh keluarga.
– Penyambutan dan ajakan untuk turut aktif dalam berkegiatan di lingkungan bagi warga baru yang masuk ke Lingkungan Santo Matius.
KEGIATAN LIMA (5) BIDANG GEREJA
Lingkungan Santo Matius yang adalah juga bagian dari gereja, telah berupaya menjalankan berbagai kegiatan yang terangkum sebagai Panca Tugas Gereja yang meliputi :
Kerygma ( Pewartaan )
– Pendalaman Iman Kitab Suci, Pertemuan Adven dan Pendalaman Iman APP
Liturgia ( Liturgi )
– Partisipasi aktif dalam tugas koor, lektor, pemazmur, organis, mesdinar, hias altar
– Misa lingkungan (peringatan arwah, ulang tahun pernikahan, pemberkatan rumah)
Koinonia ( Paguyuban )
– Kunjungan ke panti asuhan
– Doa Rosario bersama, atau jalan salib.
Diakonia ( Pelayanan )
– Ikut serta giliran “Ngaturi dahar Pastor”
– Santunan atau bantuan kematian bagi warga yang berduka
Martyria ( Kesaksian )
– Peran aktif warga Lingkungan Santo Matius dalam hidup menggereja dan di tengah masyarakat dan ada pula warga yang aktif dalam organisasi lintas agama.
KEPRIHATINAN DAN HARAPAN
KEPRIHATINAN
Partisipasi umat dalam berkegiatan yang masih kecil, dari total warga lingkungan Santo Matius yang terdaftar hanya sekitar 30 - 40% yang aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan, terlebih lagi dari sejumlah kecil yang aktif itu mayoritas adalah para ibu, sedangkan peran aktif para bapak begitu minim. Hal ini dikarenakan saat ini warga masih kurang kesadaran untuk berkumpul dan bersekutu dengan umat seiman. Kegiatan-kegiatan yang berjalan selama ini, yang kebanyakan hanya di hadiri oleh orang yang itu-itu saja. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan terkendala kesibukan dalam pekerjaan dan faktor kesehatan.
HARAPAN
Kemajuan sebuah organisasi salah satunya dilihat dari tingkat partisipasi yang semakin tinggi dari anggotanya, demikian pula dengan Lingkungan Santo Matius diharapkan dapat lebih berkembang, diantaranya melalui :
Peran serta semua warga lingkungan Matius, tidak hanya pada pengurus, untuk selalu tidak jemu mengingatkan dan mengajak kepada warga lingkungan yang belum aktif supaya mau untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan. Pendekatan yang tepat akan menghilangkan sekat yang mungkin ada dalam hati umat yang belum aktif, dimana kemungkinan ada yang merasa kecil hati karena kesenjangan aktif dan tidak aktif.
Pembinaan kaum muda dan anak-anak untuk bisa ikut eksis di lingkungan dengan dorongan orang tua maupun dukungan dari gereja melalui OMK dan PIA untuk merangsang kegiatan di lingkungan dan membagikan ide-ide kegiatan yang menarik sesuai dengan golongan usianya.
Jepara, 24 Mei 2024
Ketua Lingkungan St. Matius
Theresia Sri Turyantini